Kamis, 28 Juli 2011

tutup mata buka dunia

di hari yang cerah melayang tanpa arah

ke inginan pergi

tutup mata

buka hati

buka dunia

melayang dari ufuk timur ke ufuk barat

setiap hari berjalan menutup hari

hidup tak ada inspirasi

melayang tuk di tunggu

tak dapat terhisap oleh waktu

sayang mata tertutup oleh kata

tak terbuka sedikit inspirasi sedikit pun aku menyesal

mengapa aku hidup tuk berulang

mengapa ku melakukan hal yang sama yang di perintah oleh seseorang

mengapa ku percaya

apa hidup ini hanya perbalikan dari kenyataan

kesakitan melayang dari tanah

menghempas keanugrahan

dunia sudah hancur

detik demi detik

dunia dalam kehancuran dan kesakitan

lalu apa yang kita lakukan

apa yang kita perbuat

apa aku hanya bisa berbicara

lakukan lah sebuah perubahan yang kecil

ubah lah dunia

kesakitan itu lari demi hari

lari lah dalam kenangan aku hanya berdiri di sini buka mata lihat dunia

aku hanya bisa bermain dan berlari

tutup mata

lari dan berlari

lupakan semua ini

aku kesakitan dalam kehancuran

melayang dari angan aku berdiri di atas puncak gunung

diam dan diam

tak ada suara

semua hening

aku tertidur

aku terdiam dan berlari

dan berkata

tuhan apa yang ku lakukan

Berbeda

Di kala senja malam

kurasakan hembusan angin di sekitar ku

mengarah ke arah yang sama

sejenak ku berpikir

masih kah ku memiliki teman

sejenak ku berkhayal masih kah aku di terima

di kala senja esok datang masih kah kita menjadi teman

hidup bagai angin dalam kehenigan malam

badai menerjang dalam deburan ombak di lautan penuh dusta

menembus angin dalam kehancuran dalam keheningan malam

aku berpikir masih kah aku memikirkan mu

teman bagai angin yang berhembus malam

teman oh teman, teman dan teman

terakhir kali ku berpikir apa itu teman

bisa aku di bedakan oleh teman

apa salah ku

seperti ku di bedakan

apa yang kau minta

apa yang ingin kau minta

kematian akan diriku kah

kematian akan jiwa dan raga ku

bila itu permintaan mu ku turuti

bila itu keinginan mu ku kabulkan

deburan debu yang kau curahkan dalam hati

deburan ombak yang kau pacarankan dari hati

aku memilih jalanku

lebih baik ku mati karena wanita

dari pada ku mati karena teman

lebih baik ku pergi karena dia

dari pada ku pergi karena teman

lebih baik ku sakit karenanya

dari pada sakit akan teman

aku merasa beda

IBU

Ibu kau seorang wanita

Ibu kau seorang pahlawan

Ibu kau membimbing ku saat ku kecil

Ibu kau wanita tanpa kenal lelah

Saat ku kecil kau menimang ku

Saat aku kecil kau mengjari ku

Saat aku kecil kau bermain bersama ku

Saat ku kecil kau selalu menceritakan dongeng

ohh ibu apa yang bisa ku balas

saat kau memandikan ku aku membasahi bajumu

saat kau menceritakan dongeng ku bilang ganti ah

saat kau mengajariku saat berjalan aku malah menangis

saat kau menimang ku aku memukul mu

Ibu kau ada wanita paling cantik di muka bumi ini

Ibu kecantikan mu mengalah kan bidadari di mataku

Ibu kau wanita paling cantik di dalam hidup ku

Ibu aku bangga memiliki ibu seperti mu

Ibu bila nanti kau t'lah tiada

Ibu bila nanti kau memarahi ku

Ibu bila nanti kau pergi meninggalkan ku

Ibu bila nanti kau tak kembali

Anak mu ini akan mengingat semua jasa2 mu ibu

Anak tak berbakti ini ibu akan akan mengenang jasa mu

Ibu aku bersumpah akan membahagiakan mu

Ibu aku tak akan membiarkan mu menangis karena ulah ku

Ibu aku tak akan siapapun menyakitimu

Ibu aku berjuang menggapai semua keinginanmu

Ibu hari ini hari luar biasa dalam hidup ku

Ibu kau pergi mencari nafkah bersama ayah

Ibu aku sangat rindu dengan mu

HARI INI HARI IBU.

HARI YANG DI TUNGGU SETIAP ORANG

HARI YANG KU TUNGGU

PENUH HARAP

ibu bila kau telah tiada aku kenang semua jasamu tak akan terlewat satu pun demi darah yang mengalir dalam tubuhku ini

aku tak akan pernah mengecewakan mu

sumpah ku telah terikrara

dalam hati ini

IBU AKU BANGGA MEMPUNYAI IBU SEPERTI MU TANPA KENAL LELAH TANPA MEMINTA KEMBALI APA YANG TELAH KAU BERI BIAR MEREKA BERKATA APA AKU TETAP AKAN MENYIMPAN WAJAH MU DI DALAM HATI

IBU ENGKAU LAH WANITA TERCANTIK DI DALAM HATI INI KAU LAH YANG PERTAMA WANITA YANG KU LIHAT

KAU LAH WANITA YANG PERTAMA KALI KULIHAT SAAT AKU LAHIR

KAU MEMPERTARUHKAN HIDUP MU

sebuah kertas awal dunia

secarik kertas mengawali hidup

sebuah cacian dan makian di awal dunia

diterima begitu kelam

terdiam dan terdiam

sebuah curhatan pernah ku tuliskan

kekesalan

kesedihan

kegelisahan

itu semua tercurah dalam kertas itu

aku menulis terdiam terbelenggu

kami bicara bagai anak tak tahu aturan

di atas angin kami bertebangan di topang oleh seorang ibu yang tua dan renta

kegelisahan menghampirinya

hari setelah ia memjamkan mata

saat nya kita untuk terbang sendiri

melihat ibu yang tua dan renta dalam tempat tidur

dalam peristirahantan terkahirnya

melawan segala kegelisahan dalam kekuatan yang renta

sementara kita terbang menjauhinya

tak tearah tak terjamin hidup kita tanpa dirinya

pengalaman hanya sekali

sekali salah hanya ada kesempatan sekali

bawa itu hingga sebuah kertas hancur dalam debu

kenangan

sebatas mentari terbenang di hati

melayang indah di atar butir butiran awan

melangkah dengan pasti

menyinari dunia dengan cahaya kecil mengitari hati

berjuang melawan keanngan yang tak tercapai

berjuang tuk meraih mimpi untuk melayang

yang terpendam dalam sekali untuk kita meraihnya

untuk cari mimpi itu kita lewati jenjang2 berikutntya

meninggalkan temanguru sahat

untuk maju ke depan

kita pergi tanpa pamit dan tanpa kata perpisahan

kita bertemu kelak di kemudian hari untuk bertemu ku harap

kita telah mendapat kan semua mimpi kita

untuk kita beretemu tapi sayang akan kah kita bertemu seperti dulu

apa kalian masih ingat kisah2 kita itu

waktu sekolah

mungkin tidak karena tergiur oleh semua mimpi yang telah kita raih

apa kalian masih ingat apa yang kita lakukan bersama sahabat ku

waktu kita sekolah

mungkin aku akan rindu canda tawa itu

ejekan yang kau beri ku ingat selalu

cacian makian kekesalan masih akan ku ingat

sahabat apa kah kau masih ingat

curhatan demi curhatan yang kalian ceritakan

sahabat apa kalian akan ingat tentang semua canda tawa

sahabat sudah sampai mana kita mengingat semua itu